baca dulu

Kamis, 15 September 2016

makalah Zaman Paleolitikum




BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Peninggalan sejarah  merupakan benda-benda budaya manusia dari masa yang telah lampau. Wujud peninggalan sejarah meliputi bangunan, peralatan, perhiasan, dan lain-lain. Peninggalan-peninggalan sejarah tersebut berupa peralatan kerja seperti kepala batu (zaman prasejarah). Seperti halnya pada Zaman Batu yaitu pada masa Paleolitikum ( Zaman Batu Tua ). Disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencahariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana.
Pada zaman Paleolitik tersebut menunjukkan kemampuan manusia yang terbatas dalam memanfaatkan bahan-bahan yang disediakan oleh alam sekitarnya. Alat-alat keperluan hidup dibuat dari kayu, batu, dan tulang dengan pembuatan yang sederhana, sekedar memenuhi tujuan penggunaanya. Alat-alat tadi terutama digunakan untuk pencarian dan pengolahan bahan makanan yang berupa daging binatang dan umbi-umbian. Teknologi pada tingkat permulaan mengutamakan segi praktis, sesuai dengan tujuan penggunaannya saja, yang makin lama makin meningkat kearah penyempurnaan bentuk perkakas-perkakas keperluan hidup.
Penemuan alat-alat batu tersebut di Indonesia menyebar di beberapa tempat, baik di Pulau Jawa maupun di Pulau Indonesia lainnya. Di daerah luar Pulau Jawa penemuan kapak perimbas antara lain di Lahat (Sumatra Selatan), Kalianda (Lampung), Awang Bangka (Kalimantan Selantan), Cabenge (Sulawesi Selatan), Sembiran-Trunyan (Bali), Wangka, Maumere (Flores), dan Atambua, Kafanmanu (Timor Kupang). Tetapi penemuan yang terpenting ialah penemuan yang terdapat di daerah Punung, Pacitan dan dikenal dengan nama kebudayaan Pacitan. Penemuan di Pacitan ini dianggap penting karena merupakan penemuan paling awal yang terlengkap mengenai peralatan kehidupan manusia pada zaman Paleolitik di Indonesia.
Selain di Punung alat-alat chopper chopping-tool complex juga ditemukan di india, Pakistan, Malaysia, Birma, dan Cina. Oleh karena itu sebagai bahan yang menarik untuk dibahas penulis mengangkat sebuah judul “ Kharakteristik Alat-Alat Chopper Chopping-tool Complex

B.       RUMUSAN MASALAH
a.       Bagaimana kebudayaan Pacitan pada masa Paleolitikum?
b.      Bagaimana ciri-ciri zaman paleolitikum ?
c.       Apa fungsi alat-alat bagi manusia pendukung pada masa Paleolitikum?

C.      TUJUAN
a.       Mengetahui bagaimana kebudayaan Pacitan pada zaman Paleolitikum.
b.      Mengenal ciri-ciri pada zaman paleolitikum.
c.       Mengetahui fungsi alat-alat pendukung pada masa paleolitikum.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Zaman Paleolitikum
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidIBn8Qqppk-A9kOnp21mXXtV_rABvpI17Ai7wZxpj_t_4kVBJm_YTG4X1LhQnSXLIllBxrwgM55SEanSmHZM9j3_SiIte43KfXj6JwwSWH_4o6woBIolZAHJ3_JmO1l9pQXe1-1SHvJPS/s1600/paleo3.jpgZaman batu adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan terbut dari batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat dari kayu ataupun bambu. Namun alat-alat yang terbuat dari kayu atau tulang tersebut tidak meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan tersebut tidak tahan lama. Dalam zaman ini alat-alat yang dihasilkan masih sangat kasar (sederhana) karena hanya sekadar memenuhi kebutuhan hidup saja. Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu, yaitu selama masa pleistosen (diluvium). Pada zaman paleolithikum ini, alat-alat yang mereka hasilkan masih sangat kasar.














Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecantropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus dan Homo Soloensis. Fosil-fosil ini ditemukan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Mereka memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Kebudayaan Pacitan pada tahun 1935, Von Koenigswald menemukan alat-alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan. Cara kerjanya digenggam dengan tangan. Kapak ini dikerjaan dengan cara masih sangat kasar. Para ahli menyebut alat pada zaman Paleolithikum dengan nama chopper. Alat ini ditemukan di Lapisan Trinil. Selain di Pacitan, alat-alat dari zaman Paleplithikum ini temukan di daerah Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Selatan).

B.       CIRI-CIRI ZAMAN PALEOLITHIKUM
1.      Jenis Manusia
Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman Paleolitikum adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus, dan Homo Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo.
2.      Kebudayaan
Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi kebudayaan pacitan dan kebudayaan ngandong.
a.       Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan. Kapak genggam itu berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai. Kapak ini masih dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan. Para ahli menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak. Selain di Pacitan alat-alat banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Utara)
b.      Kebudayaan Ngandong
Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang, flakes, alat penusuk dari tanduk rusa dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain itu di dekat Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari betuan yang amat indah. Alat ini dinamakan Serbih Pilah, dan banyak ditemukan di Cabbenge (Sulawesi Selatan) yang terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon. Kebudayaan Ngandong juga didukung oleh penemuan lukisan pada dinding goa seperti lukisan tapak tangan berwarna merah dan babi hutan ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan)
Zaman Paleolithikum ditandai dengan kebudayan manusia yang masih sangat sederhana. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman Paleolithikum, yakni:
1)      Hidup berpindah-pindah (Nomaden)
2)      Berburu (Food Gathering)
3)      Menangkap ikan

C.      ALAT-ALAT ZAMAN PALEOLITHIKUM
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:
1.      Kapak Genggam
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper" (alat penetak/pemotong)
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.
2.      Kapak Perimbas
Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus. Alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa Tengah sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut kebudayan pacitan
3.      Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa
Salah satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu alat dari tulang binatang. Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan
4.      Flakes
Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.

D.      KEBUDAYAAN PEBBLE (PEBBLE CULTURE)
a.      Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)
Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu atau menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum).
b.      Pebble (kapak genggam Sumatera = Sumateralith)
Tahun 1925, Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya menemukan kapak genggam. Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble/kapak genggam Sumatra (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu dipulau Sumatra. Bahan-bahan untuk membuat kapak tersebut berasal batu kali yang dipecah-pecah.
c.       Hachecourt (kapak pendek)
Selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan hachecourt/kapak pendek.
d.      Pipisan
Selain kapak-kapak yang ditemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan pipisan (batu-batu penggiling beserta landasannya). Batu pipisan selain dipergunakan untuk menggiling makanan juga dipergunakan untuk menghaluskan cat merah. Bahan cat merah berasal dari tanah merah. Cat merah diperkirakan digunakan untuk keperluan religius dan untuk ilmu sihir.

Hasil Kebudayaan Masa Praaksara Kebudayaan masa praaksara atau prasejarah menghasilkan macam-macam dan jenis-jenis benda-benda yang dibedakan kebudayaan batu dan kebudayaan logam. Macam-macam hasil yang ditemukan pada zaman praaksara memiliki berbagai kegunaan dan penemu dari macam-macam hasil kebudayaan masa praaksara, karna dalam manusia purba terdapat berbagai alat dan kebudayaan atau hal-hal yang dilakukan manusia purba yang menjadikan sebagai hasil dari kebudayaan masa praaksara seperti hasil kebudayaan paleolithikum, hasil kebudayaan mesolithikum, hasil kebudayaan neolithikum, hasil kebudayaan logam, hasil kebudayaan megalithikum yang merupakan peninggalan pada manusia purba. Hasil-hasil dari kebudayaan mas

Kebudayaan Paleothikum 
Kebudayaan Paleolithikum atau kebudayaan batu tua. Pada masa ini peralatan yang digunakan terbuat dari batu yang masih sangat kasar. Para ahli membagi kebudayaan Paleolithikum menjadi kebudayaan pacitan dan kebudayaan ngandong. 




BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Zaman batu tua (Paleolitikum) merupakan masa di mana semua alat-alat yang digunakan berasal dari batu yang masih kasar cara pembuatannya dan juga masa di mana manusia belum mengenal tulisan pada masa lampau yang memiliki dua kebudayaan, yaitu : Kebudayaan Ngandong yang banyak ditemukan alat-alat dari tulang selain alat batu, dan Kebudayaan Pacitan yang banyak ditemukan alat-alat kompleks kapak perimbas (chopper chopping-tool complex) terutama di daerah Punung.
Melihat seluruh  penemuan di daerah Punung, dari hasil-hasil penggolongan alat-alat Paleolitik yang telah tercapai, tampaklah bahwa jenis kapak perimbas menduduki tempat utama diantara alat-alat  yang masif. Serta juga membutikan bahwa situs Punung merupakan tempat penemuan alat-alat batu terbesar di dunia. Selain kapak perimbas juga banyak ditemukan kapak genggam dan alat-alat serpih.
Dari semua penemuan yang menghasilkan ribuan alat-alat paleolitikum tersebut, dapat diketahui cara penggunaannya, alat-alat itu menunjukan bahwa digunakan untuk berburu, menangkap ikan dan mengumpulkan ubi-ubian dan juga buah-buahan. Alat-alat tersebut tidak mungkin dipergunakan untuk bercocok tanam, sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia pada jaman paleolitikum hidup berpindah-pindah atau nomaden.

B.       SARAN
Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, diharapakan kepada pembaca agar memberikan masukan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.




                 
















DAFTAR PUSTAKA

http://acupofmie.blogspot.com
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com
http://ekarhamad.blogspot.com
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com
http://www.cpuik.com
Poesponegoro Marwati Djoned  dkk. 1993. Sejarah Nasional Indonesia 1 edisi ke-4. Jakarta: Balai pustaka.
Kartodirdjo Sartono dkk. 1977. Sejarah Nasional Indonesia 1  edisi ke-2. Jakarta: Balai pustaka.
Koentjaraningrat. 1979. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta:  Rineka cipta

Unknown Web Developer

makalah Mikroorganisme




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara terkaya akan plasma nutfah, termasuk mikroorganisme yang hidup dan berkembang biak di tanah nusantara nan subur. Negara yang kaya ini memiliki sekurangnya 10 ribu jenis mikroorganisme yang diperkirakan hidup secara alami dalam ekosistem yang “ramah” untuk berkembangbiak. Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil saja yang merupakan patogen. Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyaebabkan penyakit pada organisme lain. Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan patogenitas.
Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadiny kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.
Untuk itulah makalah ini disusun guna membahas mikroorganisme alami penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara manusia dan flora normal tubuh manusia.

B.       Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Mikroorganisme?
Apa Manfaat dari Mikroorganisme?
Apa ciri-ciri utama dari suatu Mikroorganisme?
Bagaimana mengatasi Masalah Konservasi Mikroorganisme?
Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk menyelamatkan Mikroorganisme?

C.      Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Mikroorganisme
Untuk mengetahui Manfaat Mikroorganisme
Untuk mengetahui Ciri-Ciri Utama dari Mikroorganisme
Untuk mengetahui Masalah Konservasi Mikroorganisme
Untuk mengetahui Upaya Penyelamatan Mikroorganisme

D.      Manfaat Penulisan
Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Mikroorganisme
Kita dapat mengetahui Manfaat dari Mikroorganisme
Kita dapat mengetahui cirri-ciri utama dari Mikroorganisme
Kita dapat mengetahui cara mengatasi Masalah Konservasi Mikroorganisme
Kita dapat mengetahui Upaya-upaya Penyelamatan Mikroorganisme







BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil sehingga untuk mengamati bantuan sarana yang diperlukan. Mikroorganisme juga disebut organisme mikroskopis. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) atau multiseluler (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat dengan mata telanjang, dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun bersifat seluler.
Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang-orang yang bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog.
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan ganggang mikroskopis. Jamur, terutama kecil dan tidak terbentuk hifa, juga dapat dianggap sebagai bagian, meskipun banyak yang tidak setuju. Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme yang sangat kecil yang dapat dibudidayakan dalam cawan petri atau inkubator di laboratorium dan mampu mereproduksi dirinya sendiri melalui mitosis.
Mikroorganisme yang berbeda dari sel makrooganisme. Sel Makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang membentuk jaringan, organ dan sistem organ. Sementara, sebagian besar mikroorganisme dapat menjalankan proses dengan hidup mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.
Mikroorganisme
Pengertian Mikroorganisme Menurut Para Ahli
Menurut Darwis (1992)
Mikroorganisme makhluk hidup sangat kecil, mikroorganisme diklasifikasikan ke dalam kelas protista terdiri dari bakteri, jamur, protozoa, dan algae.
Menurut Fardiaz (1989)
Semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu memerlukan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme. Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang dalam suatu material dapat menyebabkan perubahan dalam komposisi fisik dan kimia, seperti perubahan warna, kekeruhan, dan bau asam.

B.       Jenis-Jenis Mikroorganisme
  • Parasit
Parasit adalah hewan mikroskopis yang dapat mengurangi produktivitas hewan inang. Parasit dapat menginfeksi manusia dan hewan, seperti menyerang kulit manusia. Parasitoid adalah parasit dari organisme lain yang menggunakan jaringan untuk kebutuhan gizi mereka sampai orang-orang yang menunggang meninggal karena kehilangan jaringan atau nutrisi yang dibutuhkan. Parasitoid juga dikenal sebagai necrotroph.
  • Jamur
Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur dengan kategori jamur. Jamur ini biasanya tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan makanan. Misalnya, jamur yang ditemukan pada permukaan daging, daging dapat dibuang bagian tanpa harus membuang semua daging.
  • Ragi
Ragi atau Fermen adalah zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang memfermentasi dan media kultur untuk mikroorganisme. Medium kultur ini bisa dalam bentuk butiran kecil atau nutrisi cair. Ragi umumnya digunakan dalam industri makanan untuk membuat makanan dan minuman fermentasi seperti acar, tempe, tape, roti, dan bir.
·         Fungi
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah. Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi.

Rhizopus

·      Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
beberapa contoh virus ^^

aids-hiv
·         Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok besar organismeprokariota, selain archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi.Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan).Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
contoh bakteri :

C.  Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Kesehatan
1.       Pemanfaatan Mikroorganisme Dalam Bidang Kesehatan
Produksi protein manusia
Adanya proses rekayasa genetik dengan pemanfaatan mikroorganisme meningkatan peran industri farmasi dlam memproduksi protein manusia. Melalui tehnik rekombinasi DNA, sekuens DNA manusia yang mengkode berbagai protein dapat digabungkan dengan genum bakteri, dan dengan menumbuhkan bakteri rekonbioanan dalam fermentor, maka protein manusi dapat diproduksi secara komersial.
Insulin mutlak diperlukan oleh manusia.  Insulin merupakan hormon polipeptida yang dihasikan oleh pulau-pulau langerhans dipankreas yang berfungsi mengatur metabolisme karbohidrat.dalam makanan dikomfersi menjadi glukosa monosakarida, karbohidrat pokok dalam darah. Beberapa karbohidrat seperti fruktosa dan selulosa dapat digunakan sebagai energi sel namun tidak dikomfersi menjadi glikosa dan tidak berpatisipai dalam mekanisme pengaturan metabolisme glukosa.
Produksi Enzim
Enzim yang disolasi dari mikroorganisme dapat diaplikasikan pada berbagai macam industri. Misalnya, enzim proteose yang diisolasi dari bahan pembersih. Protease merusak dan melarutkan protein yang mengotori pakaian. Enzim yang dihasilkan untuk proses-proses industri meliputi protease , amilase, glikosa isomerase, glukosa oksidase, renin, pektinase, dan lipase.empat macam enzim yang secara luas diproduksi oleh mikroganisme adalah protease, glukamilase,α-amilase, dan glukosa isomerase.
Protease adalah enzim yang menyerang ikatan peptida molekul protein dan membentuk fragmen-fragmen kecil peptida. Strain rekombinan Basillus sp. GX6644 mensekresikan alkalin protease yang sangat aktif terhadap protein kasein susu. Dengan aktifitas tertinggi pada pH 11 dan temperatur 40-55°C. Strain rekombinan yang lain yaitu Basillus sp. GX6638 mensekresi beberapa alkalin protease yang aktif pada kisaran pH yang cukup luas (8-12). Fungi yang mempreduksi protease adalah spesies Aspergillus. Protease yang dihasilkan oleh fungi memiliki kisaran pH yang lebih luas dibandingkan protease yang diperoduksioleh bakteri.
terhadap panas, yang disebut amplitaq.
Produk antibiotic
Produksi antibiotik dilakukan dalam skala besar pada tangki fernentasi dengan ukuran besar. Sebagai contoh Penicillium chrysogenum ditumbuhkan dalam 100.000 liter fermentor selama kurang lebih 200 jam. Mula-mula suspensi spora P. chrysogenum ditumbuhkan dalam larutan media bernutrisi. Kultur diinkubasi selama 24 jam pada temperatur 24 °C dan selanjutnya ditransfer ke tangki inokulum. Tangki inokulum digojlok teratur untuk mendapatkan aerasi yang baik selama satu hingga dua hari.
Pada proses produksi penisilin, media bernutrisi yang mengandung gula asam fenilasetat ditambahkan ke secara kontinu. Asam fenilasetat ini digunakan untuk membuat rantai samping benzil pada penisilin G. Penisilin G diekstraksi dari filtrat dan dikristalisasi. Untuk membuat penisilin semisintetik, penisilin G dicampur dengan bakteri yang mensekresi enzim asilase. Enzim ini akan melepas gugus benzil dari penisilin G dan mengubahnya menjadi 6-aminopebicillanic acid (6-APA). Aminopenicilanic acid adalah molekul yang digunakan untuk membuat penisilin jenis lain. Bebagai gugus kimia ditambahkan pada aminopenicillanic
Hal yang serupa juga terjadi pada sefalosporin C yang diperoduksi oleh cephalosporium acremonium. Molekul sepalosporin C dapat ditranspormasi dengan melepas rantai samping α-aminodipic acid dan menambahkan gugus baru yang memiliki kisaran antibakteri yang lebih luas.
Produksi vaksin
Penggunaan vaksin sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit. Pengembangan dan produksi vaksin merupakan salah satu tugas penting industri farmasi. Produksi vaksin meliputi pengkulturan mikroorganisme yang memiliki properti antigenikyang diperlukan untuk meluncurkan respons imun primer.
Vaksin diproduksi oleh strain mutan patogen virulen tanpa menghilangkan antigen yang diperlukan untuk menimbulkan respons imun. Perkembangan bidang bioteknologi memungkinkan produksi seluruh seluruh vaksin baru. Beberapa vaksin baru ini ditujukan bagi target baru, dan beberapa lagi lebih efektif dan memiliki efek samping lebih sedikit  dibandingkan vaksin tradisional yang ada saat ini.
Untuk menghasilkan vaksin terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus, strain virus ditumbuhkan dengan menggunakan telur ayam tertunas. Individu yang memiliki alergi terhadap telur ayam tidak dapat diberi vaksin yang dibuat dengan cara seperti ini. Vaksin virus juga dapat diproduksi melalui kultur jaringan. Misalnya, vaksin rabies tradisional diproduksi pada telur bebek tertunas dan memiliki efek samping yang sangat menyakitkan. Vaksin ini digantikan oleh produksi vaksin melalui kultur jaringan fibroblas manusia yang memiliki efek samping yang lebih sedikit.
Produksi asam organik
Beberapa asam organik seperti asam asetat, asam glikonat, asam sitrat, asam giberelat, dan asam laktat dhasilkan melalui fermentasi mikroorganisme. Asam organik antara lain digunakan dalam industri makanan, miasalnya sebagai pengawet makanan.
Asam glukonat diperoduksi olehberbagai bakteri termasuk spesies acetobaterdan oleh beberapa fungsi seperti penisilium dan aspergillus. Aspergillus neger mengoksidasi glkosa menjadi asam glukonat dalam reaksi enzimatik tunggal leh enzim glukosa  oksidase. Asam glukonat memiliki berbagai  kegunaan, antara lain:
Kalsium glukonat digunakan sebagai produk farmasi untuk menyuplai kalsium dalam tubuh.
Ferrous glukonate digunakan sebagai asupan besi untuk mengobati anemia.
Asam glukonat pada detergen pencuci piring mencegah noda pada permukaan kaca akibat presipitasi garam kalsium dan magnesium
Produksi steroid
Homon steroid sangat penting peranannya dalam dunia kesehatan. Misalnya kortison dan steroid lain yang serupadiketahui dapat digunakan untuk mengobati gejala yang berhubungan dengan alergi dan berbagai respons inflamasi oral dan untuk mengobati ketidak seimbangan homonal.
Produksi vitamin dan asam amino
Vitamin merupakan faktor nutrisi esensial bagi manusia. Beberapa vitamin dapat diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme, dan digunakan sebagai suplemen makanan. Misalnya vitamin B12 dapat diproduksi sebagai produk samping pada fermentasi antibiotik oleh Streptomyces. Vitamn B12 juga diperoleh dari fermentasi Propionibacteriaum shermanii atau Paracoccus denitrificans.
 Produksi alkaloid ergot
Alkaloid, beberapa diantaranya dapat dimanfaatkan dalam terapi, umumnya diperoleh dari tanaman, namun alkaloid ergot dihasilkan dari fungi. Alkaloid ergot pertama kali diperoleh dari sklerotium Ascomycetes, yaitu Claviceps purpurae. Istilah ergot digunakan untuk menunjukkan bahwa alkaloid jenis ini dihasilkan oleh fungi. Alkaloid ergot dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan atas kandungan asam lisergat  dan clavin. Alkaloid asam glisergat hanya diproduksi oleh genus Claviceps, sedangkan alkaloid clavin ditemukan pada genus Aspergillus, penicillium, dan Rhizobium. Alkaloid ergot digunakan untuk menstimulasi sistem syaraf simpatik. Beberapa alkaloid lisergat seperti halnya ergotamin dan ergobasin digunakan pada terapi kandungan yaitu untuk mengkontraksi uterus pada saat proses melahirkan untuk mengkontraksi uterus postpatu.



2.     Mikroorganisme yang merugikan bagi kesehatan
Selain jenis mikroorganisme yang dapat di manfaatkan  dalam bidang kesehatan, ada juga jenis mikroorganisme yang dapat merugikan bagi kesehatan (menyebabkan penyakit) manusia, antara lain :
Mikroorganisme penyebab penyakit
1.         Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium diphtheriae penyebab dipteri.
2.         Penyebab kebusukan makanan (spoilage), Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak protein-protein
3.         Penyebab keracunan makanan (food borne disease).
4.         Bahwa bakteri penghasil racun (enterotoksin atau eksotoksin) dapat mencemari badan air, misalnya spora Clostridium perfringens, C. Botulinum, Bacillus cereus, dan Vibrio parahaemolyticus, bakteri tersebut akan mengeluarkan racun sehingga makanan atau minuman mengandung racun dan bila dikonsumsi dapatMakanan yang telah dipasteurisasi kemudian terus menerus disimpan di dalam kaleng pada temperatur kamar, mengandung racun yang berasal dari Clostridium botulinum. Racun yang dihasilkan tidak mengganggu alat pencernaan, melainkan mengganggu urat saraf tepi.
5.         TBC
Bakteri ini dapat mengakibatkn penyakit tuberculosis pada manusia tuberculosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebabkan penyakit TBC pada manusia. Tuberculosis ekstra paru adalah tuberculosis yang menyerang organ tubuh selain jaringan paru, misalnya pleura (selaput paru), selaput otak, selaput jantung, kelejar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain
Bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Bakteri dikatakan merugikan karena dapat menyebabkan penyakit, menimbulkan pembusukan, dan merusak makanan.

D.      MIKROORGANISME PENGOTOR
1.         Pengaruh Terhadap Kebersihan
Mikroorganisme Dalam Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah khususnya pengolahan air limbah secara biologi pasti melibatkan atau memanfaatkan mikroorganisme, mikroorganisme inilah yang berperan dalam pengolahan air limbah, gambar berikut dapat menjelaskan peranan mikroorganisme : 
 











Pada gambar diatas dapat terlihat bahwa bahan organik (soluble organics) akan teradsorpsi kedalam mikroorganisme, dalam mikroorganisme akan terjadi berbagai reaksi sehingga menghasilkan cell baru, dan gas-gas seperti NH3, CO2 dan H2O.

SUMBER MIKROORGANISME
Dalam aplikasi pengolahan air limbah secara biologi, mikroorganisme dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu :
Kotoran hewan, dalam kotoran hewan seperti sapi, kuda dan lainnya mengandung berbagai jenis mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air limbah. Kotoran hewan yang masih baru disaring, filtratnya diambil dan mikroorganisme dalam filtrat dapat dikembangkan untuk pengolahan air limbah secara biologi aerob maupun anaerob.
Septic Tank, dalam septic tank mengandung berbagai jenis mikroorganisme baik yang bersifat anaerob maupun aerob, mikroorganisme dalam septic tank dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air limbah secara biologi aerob maupun anaerob. Septic tank dipompa dan disaring, filtrat yang didapat dikembangkan untuk menghasilkan mikroorganisme baik yang aerob maupun anaerob.
Pengolahan Air Limbah, beberapa industri telah melakukan pengiolahan air limbah secara biologi baik aerob maupun anaerob. Pada pengolahan air limbah ini akan dihasilkan mikroorganisme yang akan dibuang, mikroorganisme ini dapat dikembangkan untuk pengolahan air limbah secara biologi di tempat lain pada industri yang sejenis maupun tidak
Air Limbah, Air limbah organik pada umumnya dapat mengandung mikroorganisme, mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah ini dapat dikembangkan dan  diaplikasikan pada pengolahan air limbahnya sendiri
Mikroorganisme murni, beberapa industri telah memproduksi berbagai jenis mikroorganisme yang dapat diaplikasikan pada pengolahan air limbah sehingga tidak perlu lagi mengembangkan mikroorganisme dari sumber lainnya
KLASIFIKASI MIKROORGANISME
a.        Berdasarkan Kebutuhan Nutrisi (Nutritional Requirements), mikroorganisme terdiri atas  2 (dua) jenis mikroorganisme yaitu : Autotrophic organisms, adalah mikroorganisme yang menggunakan CO2 atau HCO3 sebagai sumber karbon, dan Heterotrophic organisms adalah mikroorganisme yang mempergunakan bahan organik sebagai sumber karbon
b.        Berdasarkan Kebutuhan Energi (Energy Requirements), mikroorganisme terdiri atas 2 (dua) jenis mikroorganisme yaitu : Phototrophs organisms, adalah mikroorganisme yang menggunakan sinar/lampu (light) sebagai sumber energi, dan Chemotrophs organisms adalah mikroorganisme yang mempergunakan hasil reaksi oksidasi-reduksi sebagai sumber energi. Chemotrophs organisms terdiri dari 2 (dua) jenis Chemoorganotrophs organisms yaitu mikroorganisme yang mempergunakan molekul organik komplek sebagai pendonor elektronnya dan Chemoautotrophs organisms yaitu mikroorganisme yang mempergunakan molekul organik sederhana seperti Hidrogen sulfida (H2S) atau Amonia (NH3) sebagai pendonor elektronnya.
c.         Berdasarkan Rentang Temperatur (Temperature Range), mikroorganisme dibagi menjadi 3 (tiga) jenis mikroorganisme yaitu : Psychrophilic organisms, adalah mikroorganisme yang dapat hidup optimal pada rentang temperatur 15-30 C, Mesophilic organisms adalah mikroorganisme yang dapat hidup optimal pada rentang temperatur 30-45 C, dan Thermophilic organisms adalah mikroorganisme yang dapat hidup optimal pada rentang temperatur 45-70 C,
d.        Berdasarkan Kebutuhan Oksigen (Oxygen Requirements), mikroorganisme terdiri atas  2 (dua) jenis mikroorganisme yaitu : Aerobes organisms, adalah mikroorganisme yang hidupnya tergantung pada ketersediaan oksigen dan Anaerobes organisms adalah mikroorganisme yang hidupnya tidak tergantung pada keberadaan oksigen
e.         Facultative organisms , merupakan mikroorganisme yang bisa mempergunakan komponen oksigen atau komponen kimia lainnya dalam hidupnya (pertumbuhan).
POLA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Pola pertumbuhan mikroorganisme seperti terlihat dalam gambar berikut :
 















Berdasarkan pola pertumbuhan mikroorganisme tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 
Lag Phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme dalam kondisi beradaptasi terhadap lingkungan barunya, waktu generasinya lama dan laju pertumbuhan nol
Accelaration phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme mengalami penurunan waktu generasi, dan peningkatan laju pertumbuhan
Exponential phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme mengalami waktu generasi konstan, laju pertumbuhan spesifik konstan, dan laju konversi substrat maksimum
Declining growth phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme mengalami waktu generasi naik,  dan laju pertumbuhan spesifik menurun karena terjadi penurunan konsentrasi substrat secara bertahap
Stationary phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme kehabisan nutrisi, cell dalam kondisi tersuspensi (melayang) dan terjadi peningkatan racun dalam lingkungannya 
Endogenous phase, yaitu suatu kondisi dimana mikroorganisme mengalami kematian, laju kematian tinggi, dan terjadi cell lysis.

2.      Pengaruh terhadap kesehatan
a.        Pengertian Infeksi
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi di dalam tubuhyang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan tubuh. (Kozier, et al, 1995). Dalam Kamus Keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh, khususnya yang menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin, replikasi intraseluler atau reaksi antigen-antibodi. Munculnya infeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dalam rantai infeksi. Adanya patogen tidak berarti bahwa infeksi akan terjadi. Mikroorganisme yang bisa menimbulkan penyakit disebut pathogen (agen infeksi), sedangkan mikroorganisme yang tidak menimbulkan penyakit/kerusakan disebut asimtomatik. Penyakit timbul jika pathogen berkembang biak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal. Jika penyakit bisa ditularkan dari satu orang ke oranglain, penyakit ini merupakan penyakit menular (contagius). Mikroorganisme mempunyai keragaman dalam virulensi/keganasan dan beratnya suatu penyakit.
b.        Penyebab Infeksi
Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
Ø Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri dapat menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup didalamnya. Bakteri bisa masuk melalui udara, air, tanah, makanan, cairan dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya. Infeksi bakteri meliputi permulaan awal dari proses infeksi hingga mekanisme timbulnya tanda dan gejala penyakit.
Ø Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk dalam sel hidup untuk diproduksi. Untuk menyebabkan penyakit, virus harus memasuki inang, mengadakan kontak dengan sel yang rentan, bereplikasi, dan menyebabkan kerusakan sel.
Ø Fungi
Berbagai jamur menyerang kulit. Biasanya jamur hidup di lapisan keratin bagian atas dan menyebar ke luar pada cincin dermatitis eritematosa bersisik yang sering disebut ringworm. Pada bagian lainnya paparan lesi tampak berbeda : di antara jari kaki terlihat seperti kaki atlet  dan di lipat paha seperti tinea kruris. Organism yang menyebabkan infeksi ini bermacam-macam tetapi yang paling sering adalah berbagai jenis spesies Trikofiton.
Ø Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit adalah protozoa, cacing dan arthropoda. Infeksi protozoa jarang ditemukan di daerah beriklim sedang tetapi di seluruh dunia amoebiasis, tripanosomiasis, leismaniasis dan toksoplasmosis mengakibatkan penderitaan yang berat dan pada beberapa daerah di dunia mereka merupakan kelainan dermatoligi utama yang ditemukan oleh dokter. Sebagian besar kelainan ini, seperti pada kebanyakan penyakit tropis lainnya, disebarkan oleh parasit arthropoda dan pengendalian yang paling efektif adalah dengan mengeliminasi vector dibandingkan
c.         Sistem Pertahanan Tubuh
Sejumlah sistem organ tubuh memiliki pertahanan unik terhadap mikroorganisme. Kulit, saluran pernafasan dan saluran gastrointestinal sangat mudah dimasuki oleh mikroorganisme. Organisme patogen dengan mudah menempel pada permukaan kulit, diinhalasi melalui pernafasan atau dicerna melalui makanan. Setiap sistem organ memiliki mekanisme pertahanan yang secara fisiologis disesuaikan dengan struktur dan fungsinya.
Berikut ini adalah mekanisme pertahanan normal terhadap infeksi
:
Mekanisme pertahanan Faktor pengganggu pertahanan
1)   Kulit
a.    Permukaan, lapisan yang utuh
b.   Pergantian lapisan kulit paling luar
c.    SebumLuka abrasi, luka pungsi, daerah maserasi Mandi tidak teratur
Mandi berlebihan
2)   Mulut
a.      Lapisan mukosa yang utuh
b.      Saliva Laserasi, trauma, cabut gigi Higiene oral yang tidak baik, dehidrasi
3)   Saluran pernafasan
a.       Lapisan silia di jalan nafas bagian atas diselimuti oleh mucus
b.      Makrofag Merokok, karbondioksida & oksigen konsentrasi tinggi, kurang lembab, air dingin Merokok
4)   Saluran urinarius
a.       Tindakan pembilasan dari aliran urine
b.      Lapisan epitel yang utuh
c.       Obstruksi aliran normal karena pemasangan kateter, menahan kencing, obstruksi karena pertumbuhan tumor. Memasukkan kateter urine, pergerakan kontinyu dari kateter dalam uretra.
5)   Saluran gastrointestinal
a.      Keasaman sekresi gaster
b.      Peristaltik yang cepat dalam usus kecil Pemberian antasida
Melambatnya motilitas karena pengaruh fekal atau obstruksi karena massa
6)   Vagina
a.       Pada puberitas, flora normal menyebabkan sekresi vagina untuk mencapai pH yang rendah Antibiotik dan kontrasepsi oral mengganggu flora normal
d.      Penyakit-Penyakit yang disebabkan Mikroorganisme
1)   Bakteri
Berikut adalah daftar 5 penyakit menular secara umum yang disebabkan oleh bakteri.
a)        Kolera
b)        Tetanus
c)        Tuberkulosis
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebar melalui udara. Ini adalah penyakit yang sangat menular yang menyebabkan kesulitan bernafas karena bakteri menginfeksi paru-paru.
2)   Jamur
a)   Tinea capitis
b)   Panu (Pitriyasis versikolor)
c)    Infeksi candida
3)   Virus
a)   AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom)
b)   Polio
c)    Influenza
d)   Campak (Morbili)
3.      Pengaruh Terhadap Kesalamatan Kerja 
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) salah satu nya adalah melakukan sterilisasi, desinfeksi, dan dekontaminasi.
Penerapan sterilisasi, desinfeksi, dan dekontaminasi diantaranya dilakukan di Rumah Sakit, di laboratorium, ataupun di sebuah industri. Sebagai contoh, rumah sakit merupakan tempat dengan derajat kontaminasi yang cukup tinggi. Sumber kontaminasi utama di rumah sakit umumnya adalah manusia berupa limbah dari proses kehidupan seperti urine, tinja, semburan pernafasan, kelupasan kulit yang selalu diproduksi dan disebarkan.
1.        Udara : Udara kering sebetulnya bukan tempat yang baik untuk kehidupan mikroorganisme. Berbeda halnya kalau ada uap air, udara dapat menjadi media penularan penyakit.
2.        Air : Air dapat merupakan tempat pertumbuhan yang baik bagi mikroorganisme dan dapat berfungsi sebagai media penularan penyakit.
3.        Ruangan dan bangunan : Dinding, plafon, lantai, saluran pembuangan, pintu, jendela yang tidak dibersihkan dan didesinfeksi mudah ditumbuhi jamur dan bakteri.
4.        Perlengkapan atau peralatan : Hampir semua peralatan di rumah sakit dapat ditempati dan ditumbuhi mikroorganisme. Jenis dan jumlah mikroorganisme yang tumbuh tergantung pada sumber kontaminasi sebelumnya, kondisi nutrisi, dan temperatur lingkungan.
5.        Personalia : Selama kegiatan di ruang aseptic bisa terjadi kontaminasi yang bersumber dari kulit, tangan, rambut, dan pernafasan petugas. Jumlah mikroorganisme akan meningkat bila terdapat luka- luka terbuka
6.        Pasien : Pasien yang telah terinfeksi merupakan sumber penularan bagi dirinya sendiri dari bagian satu ke bagian lainnya dari tubuhnya atau kepada pasien lain.
a.    Sterilisasi
Sterilisasi yaitu proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada benda yang telah didekontaminasi dengan tepat. Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan disterilkan.
Contoh penerapan sterilisasi di Rumah Sakit, diantaranya : Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan perawatan pasien secara fisik dengan pemanasan pada suhu ± 121° C selama 30 menit atau pada suhu 134° C selama 13 menit dan harus mengacu pada petunjuk penggunaan alat sterilisasi yang digunakan.
b.   Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen pada benda-benda yang ada, tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut. Tindakan ini juga untuk membunuh organisme-organisme patogen yang dilakukan terhadap benda mati.
Desinfeksi pada lingkungan rumah sakit dilakukan pada:
a)    Permukaan alat- alat kesehatan, misalnya: tombol- tombol alat kesehatan, alat- alat radiologi yang digunakan untuk arteriografi, alat- alat laboratorium yang digunakan untuk fungsi vena. Permukaan alat- alat yang terkontaminasi dengan darah, produk darah, atau cairan tubuh memerlukan proses desinfeksi tingkat menegah. Metode desinfeksi yang digunakan adalah dengan cairan senyawa chlorin, alcohol, glutaraldehid, hydrogen peroksida, formaldehid, senyawa phenol, dan yodium.
b)    Permukaan alat- alat rumah tangga, misalnya: dinding, lantai, tempat cuci tangan, permukaan meja. Kontaminasi dengan nanah, darah, produk darah, urine, cairan tubuh, dan tinja pada permukaan alat- alat rumah tangga perlu desinfeksi tingkat menengah. Metode desinfeksi yang digunakan sama dengan desinfeksi pada permukaan alat- alat kesehatan (Depkes RI, 2002).



















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kenyataan ini yang menjadikan perlunya koleksi kultur mikroorganisme. Koleksi kultur masyarakat penyimpanan mikroorganisme secara baik dan benar agar dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama dengan resiko terjadinya perubahan sifat dan potensi yang seminimal mungkin. Menyimpan dan memelihara kultur mikroorganisme dalam jangka panjang serta dapat melakukan pertukaran koleksi dengan berbagai lembaga atau laboratorium koleksi baik di dalam maupun di luar negeri. Disamping itu mikroorganisme ini dapat dapat dijadikan suatu kegiatan untuk dapat menyelamatkan mikroorganisme local yang sudah barang tentu merupakan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

B.       Saran
Saran kami, dimana harus mengetahui keanekaragaman mikroorganisme. Baik Pengertian, Manfaat, Masalah, Ciri-Ciri, Faktor-Faktor, Upaya-Upaya Penyelamatan Mikroorganisme, maupun Flora Normal yang ada pada tubuh Manusia juga kita harus ketahui.































DAFTAR PUSTAKA


Anonim a. 2006. Pengantar Mikrobiologi, (Online), (http://www.wanna_share.23s9887_apm.html, diakses tanggal 7 Februari 2008).
Anonim b. 2007. Dunia Mikroba
Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang: Universitas Negeri Malang.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Schlegel, Hans G, dan Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam. Terjemahan Tedjo Baskoro: Allgemeine Mikrobiologie 6. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Thieman, William J, and Michael A. Palladino. 2004. Introduction to Biotechnology. New York: Benjamin Cummings.
Tim Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana
Unknown Web Developer